Lupa rasanya bermula atau berawal dari mana, sudah berapa lama dan kapankah akan berhenti mencoba.
Seperti halnya belajar berjalan yang rela terjatuh, belajar berenang yang rela tenggelam, atau seperti belajar mencinta sudah pasti rela dibenci namun tidak seperti pergi kepantai bertemu ombak, mendaki gunung di sambut awan atau mendapat cinta tanpa usaha.
Kita sisi yang berlainan, saling pandang atau berpaling itu pilihan, tanpa ada kata-kata hanya firasat yang buta.
Mau sampai kapan kita diam?
Tetes demi tetes hujan yang turun ibarat detik waktu yang berjalan mundur seolah mengisyaratkan ambil jalan mu selagi masih ada waktu!
Karna hujan kita disini, menunggu hingga tetesan terakhir.
Teringat sepenggal bait di lagunya Radja yang judulnya Tulus "jangan pernah dustai hati" repeat reff.
Atau lagunya esteh dua gelas berjudul Aku terjatuh "Hidupku terasa hampa" Back to [*]
Dari kedua bait lagu lagu tadi yang kaitannya dengan hujan ngga pernah ada! Hanya teringat saja.
Jadi saat hujan coba putar dua lagu tadi di jamin biasa saja.
Ingat, hujan memberi mu waktu untuk berpikir dan menyediakan kesempatan yang jangan di sia-sia kan.
Back to reality