Aku sadar aku tidak menyadari keadaan
yang selalu memberi pandangan
banyak kesamaan diantara beribu kesempatan
hanya saja titik sadar ku beku terdiam
tak berkecamuk.
Mugkin ini adalah balasan sang dewi pembawa berita yang selalu mengingatkan namun bego sudah mendarah daging tak bisa dengan cuci otak bersih lalu terbujur kaku ikuti yang namanya kedamaian.
Dimana aku berdiri? diam tak selalu menjadi alasan sehingga dilema terus menggerus pijakan, menunggu untuk terlena di kedalaman fana.
Banyak dari sisi kemanusiaan ku kerahkan agar siang menjadi malam lalu angin betiup kencang di pelupuk daun telinga yang mulai berbisik "sedang apa kau anak buaian? Ikutilah hamparan udara, menangislah diasaat semua sudah di depan mata. Untuk mu yang bertanya! dimana alasan berdiri? Dia berdiri diatas orang orang yang lemah."
Sekejap aku diam, membalik telapak tangan yang begitu mudahnya ku lakukan.
Apa yang belum aku sadari
bego ku anggap jawaban dari semua khyalan di sini.
Untuk terbaliknya .........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar